Kamis, 01 April 2010

Ujian Nasional antara kelulusan dan kejujuran

Ujian Nasional tingkat SMA baru saja selesai, dan sekarang sedang berlangsung ujian Nasional tingkat SMP. Seperti tahun-tahun sebelumnya, pengaduan-pengaduan yang masuk ke Kemendiknas terus mengalir mulai dari pelaksanaan , bocornya kunci jawaban sampai pada ketidakjujuran. Namun, itu semua sepertinya tidak pernah ada penyelesaian.
Apa yang diharapkan dalam Ujian Nasional adalah kelulusan 100%. Namun, bagaimanakah mencapai kelulusan tersebut? Bukan rahasia umum lagi kalau dalam ujian Nasional banyak terjadi "keanehan". "Keanehan" itu jelas ada tapi sulit dibuktikan. Misalnya, siswa yang mempunyai kunci jawaban lebih dahulu, siswa yang mengerjkan soal tanpa melihat soal, sekolah yang mengambil soal pada dini hari, dll. Hal tersebut bukti betapa rasa "ketakutan" tidak lulus ujian itu ada pada diri siswa maupun sekolah.
Sekolah yang mencapai kelulusan 100% di suatu kota akan menaikan citra Pendidikan di sekolah tersebut selanjutnya akan meningkatkan pula citra pendidikan di tingkat Kota tersebut dan seterusnya sampai di tingkat Provinsi dan akhirnya sampai di tingkat Nasional. Sungguih mengherankan prestasi hanya dilihat dari hasil Ujian Nasional.
Keberhasilan suatu pembelajaran tidak dapat dilihat dalam waktu satu minggu, tapi keberhasilan itu dicapai lewat proses pembelajaran yang bertahap. Kurikulum kita adalah kurikulum proses maka penilaian pun harus penilaian proses. Peningkatan akhlak, jiwa sportif menghadapi ujian, menjunjung nilai kejujuran adalah hal yang harus tertanam dalam diri siswa. Hal tersebut tidak hanya ada pada diri siswa tapi juga pada siapapun untuk mencapai cita-cita pendidikan di negara tercinta ini.